Hidup Harmoni Bersama Alam

Poros Nusantara Utama (PNU), melalui salah satu unit bisnisnya yaitu Poros Nusantara Utama Jawa Barat (Poros Jabar) bersama anggota petani mengutamakan kehidupan yang harmoni bersama dengan alam sekitar tempat hidupnya.

Mengupayakan pengolahan alam secara alami tanpa memaksakan penggunaan pestisida dan tanpa pupuk kimia, sehingga akan menghasilkan produk bermutu yang sehat untuk dikonsumsi.

Poros Jabar merupakan badan usaha milik Perkumpulan Telapak yang beroperasi di teritorial Jawa Barat.

Sampai saat ini, Poros Jabar menjalani usahanya dengan bekerjasama dengan kelompok-kelompok tani yang berlokasi di kawasan Taman Nasional Gede – Pangrango dan Taman Nasional Halimun – Salak.

Sejak tahun 2006, Poros Jabar mencoba membantu kelompok tani dalam memasarkan produknya supaya tercipta kemandirian secara ekonomi.

Kerjasama pendampingan dilakukan dengan tujuan para petani dalam melakukan pemasaran produknya dapat dilakukan tidak secara individual lagi yang dapat menyebabkan tengkulak dapat memainkan harga di tingkat petani.

Selain itu, diharapkan kendala yang dimiliki para petani, seperti produktivitas yang rendah, permodalan dan teknologi paska panen yang minim, serta akses informasi pasar yang terbatas dapat diatasi dengan bekerjasama dengan Poros Jabar, yang diharapkan nantinya para petani menjadi mandiri dan memiliki kemampuan/daya tawar yang baik.


Bersama Perkumpulan Telapak, Poros Jabar mendampingi kelompok tani melalui pembangunan kelembagaan ekonomi yang adil dan transparan dalam bentuk sebuah koperasi. Selain itu, diharapkan dengan adanya koperasi maka akan terbangun kapasitas setiap petani dalam melakukan perencanaan produksi bersama, serta memperbaiki sistem pengolahan paska panen sehingga mendapatkan standar kualitas produk yang maksimal.






05 March 2008

Kacip Fatimah, Tanaman Eksotik Yang Berkhasiat

Kacip fatimah atau nama latinnya Labisia pumila dari famili Myrsinaceae adalah sejenis tumbuhan herba yang mempunyai batang berkayu. Tanaman ini biasanya tumbuh secara liar di hutan hujan tropika pada ketinggian 750 meter dpl atau lebih.

Tumbuhan ini berkembangbiak dengan 3 cara: melalui biji/benih, melalui tunas adventive yang tumbuh di pinggir daun yang tua dan potongan akar/batang. Kacip Fatimah ini dapat tumbuh dengan baik dikawasan yang ternaungi oleh pepohonan lebat dan redup cahaya, dengan tanah yang mempunyai kandungan humus yang tinggi dan tidak berair. Tanaman ini tumbuh sangat lambat. Dalam 1 tahun hanya tumbuh 1-2 helai daun, sehingga untuk mendapatkan 3-4 helai daun yang siap panen diperlukan waktu sekitar 2 tahun. Ada 3 jenis variasi yang biasa dijumpai di alam yaitu: Labisia pumila var. alata, L. pumila var. pumila dan L. pumila var. lanceolata.

Sampai saat ini tumbuhan ini belum dapat dibudidayakan. Kebanyakan Kacip Fatimah diambil di kawasan hutan yang masih lebat dan tumbuh dalam hamparan-hamparan yang terpisah-pisah. Di Indonesia untuk mengambil dan memanen , petani hutan harus berjalan kaki menempuh perjalanan panjang selama berjam-jam ke lokasi tempat tumbuh tanaman ini. Kelangkaan tanaman ini selain perkembangbiakan yang sangat lama, juga akibat semakin luasnya rusaknya kawasan hutan alam tempat tumbuhnya.

Kegunaan
Kacip Fatimah begitu sinonim dgn wanita. Ia dikatakan dapat mempercepatkan proses kelahiran bayi disamping dapat mengembalikan kecergasan selepas bersalin. Selain dari itu ia juga dikatakan dapat membantu mengecilkan rahim dan melangsingkan badan. Kacip fatimah juga dikatakan dapat merangsangkan pengeluaran hormon yang dapat melancarkan perjalanan dan kitaran haid wanita. Ia juga dapat mengurangi sakit senggugut ketika haid. Sekarang banyak perusahaan herba yang mengkomersialkan tumbuhan ini dan dijadikan tonik selepas bersalin. Cara penggunaan untuk selepas/sebelum bersalin ialah dengan merebusnya (satu pokok termasuk daunnya) kedalam sepanci air(secukup panci tanah) dan airnya diminum. Ia juga boleh digunakan untuk mengobati penyakit buasir (hemarroid/pile) dengan cara merebus akarnya yang telah dikeringkan. Ia juga boleh digunakan untuk merawat cirit birit, sakit sendi (rheumatism), gonorhea dan walaupun tumbuhan ini mempunyai khasiat yang begitu tinggi, satu aspek yang sering dilupakan adalah tahap ketoksidan kandungan kimia didalamnya. Kajian sedang dilakukan dengan terperinci untuk menentukan efek sampingan dan akibat dari penggunaan produk dari bahan ini supaya dapat ditentukan dosis yang sesuai untuk dikonsumsi.

Produksi
Di Indonesia Kacip Fatimah dijumpai di sekitar Taman Nasional Gunung Halimun – Salak. Petani hutan di sekitar areal Taman Nasional membentuk kelompok pemetik. Mereka tergabung dalam wadah Koperasi Tanaman Obat Jawa Barat. Karena sifatnya yang sulit dibudidayakan pada tempat yang tidak sesuai dengan syarat tumbuhnya dan demi kelestarian Kacip Fatimah kelompok petani ini membuat aturan yang disepakati bersama dalam hal cara dan waktu pemanenan Kacip Fatimah. Peraturan tersebut adalah tidak boleh memanen dengan cara mencabut tetapi harus dipotong sehingga batang bawah dapat tumbuh bersemi kembali. Waktu pemanenan dijadwal 3 bulan sekali dengan jadwal lokasi - lokasi yang telah ditentukan. Sehingga setiap lokasi akan di panen maksimal 1 tahun 1 kali.

Dengan terbatasnya tempat tumbuh dan demi menjaga kelestariannya, saat ini Koperasi Tanaman Obat Jawa Barat hanya dapat memanen kacip Fatimah rata-rata 1 ton dalam 1 tahun.