Hidup Harmoni Bersama Alam

Poros Nusantara Utama (PNU), melalui salah satu unit bisnisnya yaitu Poros Nusantara Utama Jawa Barat (Poros Jabar) bersama anggota petani mengutamakan kehidupan yang harmoni bersama dengan alam sekitar tempat hidupnya.

Mengupayakan pengolahan alam secara alami tanpa memaksakan penggunaan pestisida dan tanpa pupuk kimia, sehingga akan menghasilkan produk bermutu yang sehat untuk dikonsumsi.

Poros Jabar merupakan badan usaha milik Perkumpulan Telapak yang beroperasi di teritorial Jawa Barat.

Sampai saat ini, Poros Jabar menjalani usahanya dengan bekerjasama dengan kelompok-kelompok tani yang berlokasi di kawasan Taman Nasional Gede – Pangrango dan Taman Nasional Halimun – Salak.

Sejak tahun 2006, Poros Jabar mencoba membantu kelompok tani dalam memasarkan produknya supaya tercipta kemandirian secara ekonomi.

Kerjasama pendampingan dilakukan dengan tujuan para petani dalam melakukan pemasaran produknya dapat dilakukan tidak secara individual lagi yang dapat menyebabkan tengkulak dapat memainkan harga di tingkat petani.

Selain itu, diharapkan kendala yang dimiliki para petani, seperti produktivitas yang rendah, permodalan dan teknologi paska panen yang minim, serta akses informasi pasar yang terbatas dapat diatasi dengan bekerjasama dengan Poros Jabar, yang diharapkan nantinya para petani menjadi mandiri dan memiliki kemampuan/daya tawar yang baik.


Bersama Perkumpulan Telapak, Poros Jabar mendampingi kelompok tani melalui pembangunan kelembagaan ekonomi yang adil dan transparan dalam bentuk sebuah koperasi. Selain itu, diharapkan dengan adanya koperasi maka akan terbangun kapasitas setiap petani dalam melakukan perencanaan produksi bersama, serta memperbaiki sistem pengolahan paska panen sehingga mendapatkan standar kualitas produk yang maksimal.






23 January 2007

Teh Hijau dan Teh Hitam Telapak

Teh Hijau dan Teh Hitam Telapak adalah teh yang diproduksi secara organik, tumbuh secara liar dan alami disela-sela tegakan pepohonan tanaman dan hutan masyarakat Kampung Gunungsari Desa Karyasari, Leuwiliang Bogor dan Kampung Tapos Desa Sukaharja, Cijeruk Bogor. Teh ini bebas dari residu bahan kimia.

Teh Hijau dan Teh Hitam Telapak diolah secara tradisional sebagai warisan budaya turun temurun Masyarakat Adat Sunda. Aroma dan cita rasanya khas, nikmat untuk segala suasana.

Teh Hijau dan Teh Hitam Telapak dapat mengobati penyakit diabetes, mencegah penyakit jantung koroner, stroke dan kanker, tekanan darah tinggi, menurunkan kolesterol, menghambat efek penuaan kulit, mengurangi stress, mencegah osteroporosis, membunuh virus dan bakteri merugikan, mengaktifkan bakteri yang bermanfaat, dll.

Sejarah Teh Hijau & Teh Hitam Telapak
Desa Karyasari adalah sebuah desa di kaki gunung Halimun bagian utara. Masuk ke dalam kawasan penyangga Taman Nasional Gunung Halimun-Salak, pada ketinggian 700 m dpl. jarak desa dari kota Bogor berjarak 50 km.

Kampung Tapos adalah salah satu kampung di kaki gunung Salak bagian utara. Kampung ini masuk ke dalam kawasan Taman Nasional gunung Halimun salak, pada ketinggian 750 m dpl. Dari kota Bogor berjarak 20 km.

Di Karyasari dan Tapos Teh telah dibudidaya sejak masa kolonial Belanda datang ke Indonesia. Mereka mengolah teh menjadi minuman sehari-hari dengan peralatan yang sederhana. Tata cara pengolahan teh ini diperkenalkan oleh pemerintah Hindia Belanda dan dalam perkembangannya mengalami modifikasi sesuai kultur budaya masyarakat Sunda.
Teh mulai dibudidaya secara luas oleh masyarakat pada tahun 1989 atas pesanan dari PT Perkebunan Nusantara 16. Luasan lahan saat itu mencapai lebih 50 hektar. Pada masa itu di Karyasari hampir seluruh kehidupan masyarakat tercukupi dari penjualan daun teh. Sementara di Tapos budidaya intensif teh dilakukan oleh PT .... sebagai suplier PT Perkebunan Nusantara 16. PT...... mempekerjakan masyarakat Tapos untuk perawatan dan pemanenan daun teh.
Namun masa itu tidak berlangsung lama karena pada tahun....... PT Perkebunan Nusantara 16 mulai melakukan penanaman sendiri di lahan kehutanan yang dikonversi menjadi perkebunan teh. Saat itulah perlahan harga daun teh mulai jatuh dan tidak menarik lagi untuk dibudidaya.

Masyarakat Karyasari mulai melirik komoditas lain yang lebih menguntungkan kemudian mulai membabat tanaman teh yang tidak menguntungkan tersebut untuk digantikan dengan tanaman lain. Beberapa yang masih tersisa tumbuh liar tidak terurus tersebar diantara pepohonan di kebun masyarakat. Sesungguhnya tanaman pengganti teh saat itu , yaitu karet dan cengkeh juga mengalami nasib serupa. Saat harga jatuh masyarakat membiarkan begitu saja tanaman tersebut.

Sementara di Tapos , PT...... meninggalkan begitu saja teh yang telah ditanam tersebut dan menjadi liar tidak terurus.

Anggota masyarakat sampai saat ini tetap mengolah teh yang masih tersisa sebagai minuman sehari-hari dan sebagian dijual secara lokal dalam jumlah sangat terbatas. Karena keberadaan yang liar tanpa diurus selama bertahun-tahun membuat teh ini menjadi teh organik dan alami, tidak tersentuh pupuk, pestisida dan karena lokasinya berada di ketinggian jauh dari kebisingan kendaraan membuat teh ini juga bebas dari pencemaran zat racun dari asap kendaraan seperti timbal dll.

Bersama – sama Telapak masyarakat di kedua tempat tersebut kemudian mulai melakukan perbaikan produksi melalui perbaikan cara pemanenan, pemilihan daun teh berkualitas dan perbaikan peralatan pengolahan teh sehingga menghasilkan standar Teh Hijau dan Teh Hitam yang berkaulitas dan bercitarasa tinggi. Teh kemudian dikemas dan dipasarkan secara luas di masyarakat sebagai teh hijau dan teh hitam organik yang bermanfaat bagi kesehatan. Kami berharap usaha ini dapat meningkatkan harga jual teh dan pada akhirnya dapat membantu meningkatkan pendapatan masyarakat kampung Tapos dan Karyasari.