Hari pertama dilakukan temu muka dengan masyarakat. Bapak Martadinata menjelaskan maksud kedatangan dan mekanisme inspeksi yang akan dilakukan pada lahan Kumis Kucing. Selain itu Bpk. Marta juga menanyakan tentang kelompok tani, bagaimana mekanisme kepengurusan dan administrasi kelompok tani. Setelah melakukan pertemuan, Bpk Marta langsung melakukan inspeksi ke lapangan.
Pertama bpk. Marta melakukan pengecekan lahan. Jumlah lahan yang diinspeksi adalah 35 % dari jumlah anggota kelompok tani yaitu sebanyak 24 lokasi dari total sebanyak 65 lokasi. Kemudian Bpk. Marta mengambil sample daun Kumis Kucing dari lahan yang di inspeksi tersebut. Selain itu bpk Marta juga melihat kondisi lahan dan tanaman-tanaman yang tumbuh disekitar lahan Kumis Kucing untuk memastikan tidak ada kontaminasi yang disebabkan oleh tanaman lain. Sample daun Kumis Kucing akan dibawa ke laboratorium Control Union yang berlokasi di Rotterdam-Belanda. Sample daun akan diuji laboratorium apakah benar-benar bebas dari kandungan pestisida. Setelah melakukan inspeksi ke lahan, Bpk Marta juga melihat proses panen, proses pengeringan dan pengemasan Kumis Kucing.
Pada hari ke dua Bapak Martadinata memeriksa gudang dan sistem administrasi pencatatan Kumis Kucing. Hal ini dilakukan untuk memastikan apakah penyimpanan tidak beresiko menimbulkan kontaminasi bahan-bahan berbahaya. Sedangkan sistem pencatatan administrasi harus dapat menunjukkan bahwa stock daun Kumis Kucing sesuai dengan jumlah yang dibeli dan harus dapat melacak kembali asal-usul barang.
Semua proses tersebut akan menentukan apakah benar masyarakat Ciwaluh melakukan praktek pertanian Kumis Kucing secara Organik Jika semua penilaian dinyatakan lulus, maka Ciwaluh akan mendapatkan Sertifikat Organik dari Control Union. Tampaknya jalan untuk mendapatkan Sertifikat Organik masih cukup panjang. Untuk prosedur normal diperlukan waktu selama 3 sampai 5 bulan. Seluruh masyarakat mengharapkan agar semua berjalan lancar, sehingga mereka akan segera menikmati perubahan harga Kumis Kucing yang menjadi tumpuan hidup mereka.





Hendaru djumantoro
Desember 2008
Koperasi Tanaman Obat Jawa Barat bersama Telapak bekerja dikampung Ciwaluh, didukung oleh HPSP (Holticultura Partnership Support Programme) dan Japan Enveronmental Education Forum (JEFF)
No comments:
Post a Comment