Hidup Harmoni Bersama Alam

Poros Nusantara Utama (PNU), melalui salah satu unit bisnisnya yaitu Poros Nusantara Utama Jawa Barat (Poros Jabar) bersama anggota petani mengutamakan kehidupan yang harmoni bersama dengan alam sekitar tempat hidupnya.

Mengupayakan pengolahan alam secara alami tanpa memaksakan penggunaan pestisida dan tanpa pupuk kimia, sehingga akan menghasilkan produk bermutu yang sehat untuk dikonsumsi.

Poros Jabar merupakan badan usaha milik Perkumpulan Telapak yang beroperasi di teritorial Jawa Barat.

Sampai saat ini, Poros Jabar menjalani usahanya dengan bekerjasama dengan kelompok-kelompok tani yang berlokasi di kawasan Taman Nasional Gede – Pangrango dan Taman Nasional Halimun – Salak.

Sejak tahun 2006, Poros Jabar mencoba membantu kelompok tani dalam memasarkan produknya supaya tercipta kemandirian secara ekonomi.

Kerjasama pendampingan dilakukan dengan tujuan para petani dalam melakukan pemasaran produknya dapat dilakukan tidak secara individual lagi yang dapat menyebabkan tengkulak dapat memainkan harga di tingkat petani.

Selain itu, diharapkan kendala yang dimiliki para petani, seperti produktivitas yang rendah, permodalan dan teknologi paska panen yang minim, serta akses informasi pasar yang terbatas dapat diatasi dengan bekerjasama dengan Poros Jabar, yang diharapkan nantinya para petani menjadi mandiri dan memiliki kemampuan/daya tawar yang baik.


Bersama Perkumpulan Telapak, Poros Jabar mendampingi kelompok tani melalui pembangunan kelembagaan ekonomi yang adil dan transparan dalam bentuk sebuah koperasi. Selain itu, diharapkan dengan adanya koperasi maka akan terbangun kapasitas setiap petani dalam melakukan perencanaan produksi bersama, serta memperbaiki sistem pengolahan paska panen sehingga mendapatkan standar kualitas produk yang maksimal.






18 February 2009

Kelompok Tani Hutan Menawarkan Solusi Krisis Ekonomi dan Lingkungan Global

Bogor, 23 Februari 2009. Petani-hutan di kaki Gunung Pangrango berhasil melakukan ekspor perdana produk herbalnya ke Perancis. Aktivitas ekspor ini adalah sebuah usaha ekonomi berbasis lokal, namun berpotensi menjadi solusi kreatif untuk menjawab krisis lingkungan dan ekonomi global.

Dalam sebuah upacara sederhana, para-petani hutan di kaki Gunung Pangrango dan Telapak melepas sebuah peti kemas 20 feet yang bermuatan daun Kumis Kucing (Orthosiphon spp.) kering untuk diekspor ke Perancis. Daun Kumis Kucing kering tersebut merupakan hasil tanaman para petani-hutan di tepi kawasan hutan Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango. Para petani-hutan dari kedua desa tersebut telah mengusahakan jenis tanaman ini sejak 2 tahun terakhir secara organik. Upacara pelepasan tersebut sekaligus menandai dilakukannya ekspor perdana produk herbal organik dari masyarakat petani-hutan.

Sejak dua tahun yang lalu, Telapak telah melakukan serangkaian kegiatan pendampingan dan peningkatan kapasitas masyarakat sekitar hutan di Jawa Barat. Rangkaian kegiatan itu dilakukan dengan sebuah harapan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekaligus mewujudkan pengelolaan sumberdaya hutan lestari berbasis masyarakat. Juru bicara Telapak, Rina Agustine mengatakan, “Pelestarian alam tidak harus bertentangan dengan upaya peningkatan ekonomi masyarakat. Kami membuktikannya melalui kegiatan pendampingan ini.”
"Pelestarian alam tidak harus bertentangan dengan upaya peningkatan ekonomi masyarakat. Kami membuktikannya melalui kegiatan pendampingan ini."

Kumis Kucing merupakan jenis tanaman herbal yang dapat tumbuh subur di bawah tegakan hutan. Sebagai produk herbal, daun Kumis Kucing memiliki harga jual yang relatif mahal. Di lain pihak usaha pertanian Kumis Kucing di bawah tegakan pohon juga tidak berdampak negatif pada fungsi ekologis hutan. Keunggulan jenis tanaman ini telah mendorong pengembangan usaha Kumis Kucing oleh Telapak bersama kelompok petani-hutan di Jawa Barat.

Selain mengembangkan usaha penanaman Kumis Kucing, Telapak juga membantu upaya pemasaran produk herbal ini ke pasar dunia. Sebuah perusahaan di Perancis, L’ Herbier du Diois, ternyata menaruh perhatian yang sangat besar pada pasokan produk Kumis Kucing dari Indonesia. Mereka berminat untuk memperoleh pasokan daun Kumis Kucing kering dari usaha kelompok petani-hutan yang didampingi oleh Telapak. Setelah melalui beberapa kontak awal dan pengiriman sample, akhirnya kegiatan ekspor perdana produk ini pun berhasil dilakukan. Ekspor perdana ini membuktikan kemampuan bersaing dari model tani-hutan lestari di pasar global.

“Kami mengajak industri berbasis tanaman herbal dunia untuk mendukung upaya ini dengan membeli produk herbal dari usaha tani-hutan oleh masyarakat. Jika upaya ini berkembang, maka bukan tidak mungkin ia menjadi solusi atas krisis ekonomi dan lingkungan global!” kata Rina Agustine.



CATATAN UNTUK EDITOR:
  • Telapak adalah organisasi lingkungan berbasis individu yang berkedudukan di Bogor, Indonesia.
  • Hingga saat ini, Telapak telah melakukan pendampingan pada setidaknya 450 orang petani-hutan di sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak dan Taman Nasional Gede-Pangrango. Para petani tersebut mengorganisir diri dalam kelompok-kelompok petani-hutan untuk mengembangkan usaha ekonomi tanaman herbal. Kumis Kucing adalah salah satu produk tanaman herbal yang dikembangkan.
  • Kumis Kucing (Orthosiphon spp.) adalah tumbuhan herba yang tumbuh subur di daerah tropis seperti di Sumatera, Jawa dan Madura. Jenis ini banyak dikembangkan oleh masyarakat di Pulau Jawa. Di Pulau Jawa, terdapat empat jenis Kumis Kucing, yaitu Orthosiphon aristatus, Orthosiphon thymiflorus, Orthosiphon petiolaris, dan Orthosiphon tementosus var. glabratus.
  • Kumis kucing telah dikenal luas di Indonesia sebagai obat tradional untuk penyakit kencing penyembuhan batuk encok, masuk angin, sembelit, radang ginjal, batu ginjal, kencing manis, albuminuria, dan penyakit syphilis. Dalam perkembangan dunia farmasi, Kumis Kucing juga dipergunakan sebagai bahan dasar obat-obatan modern di seluruh dunia.
  • L’ Herbier du Diois adalah sebuah perusahaan pemasok bahan-bahan alami untuk industri di Perancis. Perusahaan ini memasok tumbuhan obat (medicinal plants), rempah-rempah, dan minyak tumbuhan yang dihasilkan secara organik.


INFORMASI LEBIH LANJUT, SILAKAN KONTAK:

Rina Agustine,
Email: rina@telapak.org
Mobile: +62 811 11 8678

Hendaru Djumantoro,
Email: hendaru@telapak.org
Mobile: +62 852 15 6418 50

No comments: